Catatan ini diambil dari Catatan Harian Whistle Blower by @STNatanegara pada link http://chirpstory.com/li/15283
Jikalau ada yg ngaku anggota B*N, buat meyakinkan anda
dan kerabat anda, ajak ke kantor polisi... biar dikarungin..
Kalau ada yang udah membuat ghost profile di dunia
maya, you've better stick with that, AND never ever make even a smallest
mistake.
Biasanya, yg bersuara dan berkoar di dunia maya.
bungkam di dunia nyata, merasa anonymous sehingga merasa aman..
Bukan cm udah di kantongin namanya aja, wajah dan
alamat rumah,kantor, tempat nongkrong juga udah di filekan....
Dok korup Burung Biru bernti di meja org2 yg disebut
Nazar, krn ES pake pengacara arahan 'orang itu' buat kasus2nya.. oh burung
nyanyikanlah.
Orang Indonesia saat ini sudah banyak yang jadi
paranormal... bisa menebak apa apa yang belum terjadi. Bedanya paranormal sama
analis. Biar berbekal data2 intelijen, pengambil keputusan tetap main feeling
jg kadang utk membaca masa depan. Bedanya analisa dan paranormal adalah dasar
pemikirannya. Kalau cuma asal nebak dan spekulasi namanya bukan analisa.
PT Taspen (Persero), valuasi yang dilakukan oleh
appraisal atas saham yg dimiliki PT Taspen pada PT Pasaraya Toserjaya dinilai
jauh dibawah nilai investasi awal PT Taspen (Persero) Tahun 1991 senilai
Rp88,80 M. Kasus tersebut disebabkan Direksi PT Taspen (Persero) tidak tegas dan
tdk konsisten dlm melaksanakan klausul dan mengakui keabsahan Akta No.52,53
&54 sbg dasar utk mencatat jual beli PT Pasaraya Toserjaya.
PT Taspen, pelaksanaan Program THT peserta PT Telkom
dkt sesuai dengan perjanjian sehingga berpotensi merugikan PT Taspen senilai
Rp16,75 M. Kasus tersebut disebabkan Direksi PT Taspen (Persero) tdk mengatur
secara jelas mengenai hak dan kewajiban masing2 pihak terutama tentang kenaikan
gaji dalam instansi peserta yang melebihi tingkat skala gaji yang digunakan
oleh PT Taspen (Persero).
PT Taspen, pengendalian pengelolaan utang manfaat
pensiun tdk memadai shg terdapat saldo utang manfaat pensiun yg belm disetor ke
kas negara senilai Rp4,29 miliar. Kasus tersebut disebabkan Direksi PT Taspen
tidak cermat memperhatikan sistem pengendalian intern.
Foke dlm kampanye sellu mengtkan bhw dia sukses
mennjkkan integritas luar biasa dlm pmbngunan Jkt lewat fakta bhw dia sdh 30th
membnahi Jkt. Tiga puluh tahun itu rentang waktu, bukan ukuran sukses. Selama
menjadi wakil Bang Yos dia praktis tenggelam di balik bayangan bosnya. Perannya
tak terasa. Suaranya tak terdengar slm masa itu, “ada tp tiada” krn publik tahu
di Balai Kota itu hanya sang bos yg dikenal orang.
Kika ukurannya waktu ibarat "Onta sudah
beribu-ribu tahun di Mekkah dan Madinah, tapi tak seekor pun yang menjadi
haji". Lima tahun belakangan ini Fauzi menjadi gubernur, tapi hampir tidak
“bunyi” sama sekali. dia tdk "take the lead" dalam arti yang
sebenarnya. Foke sesumbar jika selama dia memimpin, birokrasi di DKI Jkt tidak
korup, padahal faktanya tidak demikian. mungkin Foke sdng bermimpi banyak
terdengar keluhan di tempat yang berbeda-beda tentang resek-nya menangani
“proyek” di DKI Jkt. karena dana yang diterima secara riil, Jauh lebih kecil
dari aslinya, tapi di kuitansi tanda tangannya harus tetap “full”.
Mungkin kondisi yang serba
"misteri" inilah yng mendasari Prijanto untuk melaporkan sepak
terjang Foke ke KPK.
Yg diperlukan bkn gelar dan ijazah tinggi
tp kompetensi teknis dan “leadership”, yg tak ada sekolahny, dan dg sendiriny
jg tak ada ijazahnya. Dg ijazah LN itu, mana bukti suksesnya menata kota? yg
ada di DKI saat ini smua hasil peninggalan Bang Ali & Bang Yos. Foke cm
pepesan ksong. Lima tahun berlalu, apa hasilnya? Dan apa korelasi antara
ijazah, dengan prestasi? toh banyak ijazah dikalahkan oleh otodidak di masa
kini.
Warga DKI Jkt kini sudah mendapat
pencerahan stlh terkecoh beberapa kali, memilih hanya orang rapi dan sopan, yg
kerjanya tidak rapi dan tidak sopan kepada rakyat.
DKI butuh gubernur yang bekerja, gubernur
sungguhan, yang mengabdi warganya, dengan hati dan tulus, bukan dengan ijazah.
Penggusuran pedagang Rawasari jd apartemen
mewah, penggusuran rumah susun Pulomas jd apartemen mewah, dan kasus Mbah Priok
cth sukses Foke. Foke sering menggunakan kalimat bersayap, bermetafora, terasa
tinggi shg tak teraba di lapisan bawah yg menjadi penduduk mayoritas Jakarta. Sikap
budaya yang cenderung berat dan elitis ini dirasa sebagai perilaku arogan.
keberpihakan Foke kepada rakyat kecil jadi tidak terasa gaya kepemimpinan yang
berjarak dan elitis telah membelenggu Foke untuk lebih bagus diapresiasi
publik.
Memberi layanan publik yang baik
diterjemahkan dengan komputerisasi tanpa mengubah mentalitas birokrasi. Hingga
kini, mengurus perpanjangan KTP yang seharusnya gratis saja masih dimintai
sejumlah uang. Dengan bahasa yg lebih halus, ”seikhlasnya”. Atasan membiarkan
praktik yg sdh lama itu sbb dianggap sdh jatah pegawai atau petugas rendahan,
5 thn dibawah Foke DKI Jkt belum memberi
pendidikan politik berkota yang baik. Tak jelas dalam berhukum. Tak berdaya
untuk bertindak tegas. Kesemrawutan di Jakarta menjadi pemandangan sehari-hari
yang menjengkelkan dan merugikan pengguna jalan yang taat aturan. Jakarta belum membuat warga nyaman. Di jalan
raya, seharusnya hukum jadi panglima, terlebih karena rawan kecelakaan. Makin
banyak pengemudi motor dan jalan dilalui dengan melawan arus. pengemudi mobil
mulai nekat meski baru untuk jarak pendek.
Tokyo juga macet dan arus kendaraan lambat
pada jam-jam tertentu. namun, kemacetan Jakarta tak terprediksi, kendaraan bisa
tak bergerak! Kesemrawutan tata ruang jelas terlihat. peruntukan lahan
dilanggar. rusaknya daerah serapan membuat banjir dg leluasa merusak ekologi
kota. Tempat usaha dibuka di mana saja, bahkan ketika perkembangan usaha itu
menciptakan titik kemacetan baru. semua itu dibiarkan oleh Foke.
Intimidasi kelompok dan korps melenggang
tak tersentuh hukum. Ketimpangan sosial terlalu lebar. Amat minim ruang terbuka
hijau. Banjir yg selalu mengancam, tindak kriminal yg terus meningkat setiap
tahunnya, lapangan kerja yg minim dan tidak sebanding dengan. Jumlah tenaga
kerja, polusi udara yg parah, arus urbanisasi yg tak terbendung, penggusuran
permukiman penduduk dan PKL tanpa perikemanusiaan. Sampai warga miskin,
pengemis, dan gelandangan yang tak terurus dan terus bertambah. saya tidak tahu
Foke sebenarnya ada dimana..
Tapi setidaknya ada momentum untuk melakukan
perubahan. perubahan yg membuat Jakarta sebagai kota yg lebih beradab dan
promanusia, prowarga, dan bukan semata pro gedung2 tinggi, prokapital, apalagi
propenguasa saja. Jkt bukan saja milik warga Jkt, melainkan milik bangsa
Indonesia.
KPK "mengalah"... barang bukti
kok tdk bisa dibawa ke KPK... oalaaahhh sama korps baju coklat kok ya masih
kalah...
Berani gak KPK melacak harta irjen DS?
Properti dan tanahnya tak terhitung lagi di bogor, puncak, jakarta dll. sekali
beli tanah bisa 5 ha.
Seperti yang saya twittkan beberapa hari
lalu, sebaiknya KPK konsentrasi di 3 institusi penegak hukum saja,,, lebih
efektif dan efisien..
Simulasi SIM itu kan barang murah... Kok
bisa sampai bengkak segede gajah gitu harganya.. Nyari untung kok keterlaluan..
Polri membeli dari Budi seharga 77,79 juta
/unt. Padahal, simulator SIM itu dibeli dari PT Inovasi Teknologi Indonesia
seharga 42,8 juta/unit. Utk harga simulator mobil tak kalah besarnya. Per
unitnya, dihargai 256,142 juta. Padahal, simulator itu dibeli Budi hanya 80
juta/unt. Budi menang tender pengadaan 700 simulator sepeda motor senilai Rp
54,453 miliar dan 556 simulator mobil senilai Rp 142,415 miliar.
Bohong kalau KPK tidak tau harta Irjen
Djoko Susilo yang tersebar sangat banyak di jabodetabek....
Kasus ini mau diambil juga oleh Polri
justru karena tidak mau meluas dan melebar ke pejabat polri lain.
KPK menggeledah ruangan seorang perwira
menengah yang berkantor di Gedung National Traffic Management Center (NTMC)
Polri sblm Korlantas...
KPK menggeledah ruangan Kepala Korps Lalu
Lintas Polri Irjen Pudji Hartanto Iskandar dan wakilnya Brigjen Pol Didik
Purnomo...
PPATK juga harus menyiapkan data mengenai
aliran dana atau transaksi Djoko Susilo yang sedang ditangani KPK.
No comments:
Post a Comment