Catatan ini diambil dari
"Kesaktian Gatot 'Anas' Kaca Menghindar Dari Kasus Hambalang" by @STNatanegara pada link http://chirpstory.com/li/16047
Melanjutkan twit tentang perbandingan Hambalang dan
Simulator SIM, berikut ini twitt tentang keterlibatan AU di Hambalang.
Sekarang kita bahas tentang AU. Boleh dibilang AU
memiliki kesaktian yang bisa disamakan dengan gatot kaca. Otot kawat tulang
besi. Dan kali ini kita kuliti satu persatu untuk menguji dan mempelajari
kesaktian AU. Mari kita awali dengan kesaksian dari Mindo Rosalina.
Mindo Rosalina di bawah sumpah menerangkan bahwa
mengetahui AU berkantor di Tebet bersama Mr. N, mengetahui istri AU (Athiyyah
Laila) dan istri Mr. N (Neneng Sri Wahyuni) berkantor di Tebet (PT Graha
Anugrah) dan mengetahui adanya pertengkaran antara Athiyyah dan Neneng.
Tentang Yulianis, Wakil Direktur Keuangan Permai Group
yang membuat Neneng tidak terlalu aktif dan membuat urusan keuangan diambil
alih oleh Yulianis, termasuk penggajian karyawan dari rekening pribadi
Yulianis. Yulianis jg membuat daftar dan membayar gaji setiap karyawan dan
pemilik Permai Group dari rekening pribadi Yulianis, dimana AU dan Mr. N, diantaranya
yang menerima gaji tersebut. Selain itu, Yulianis mengetahui setiap Jum’at AU
ke kantor Tebet dan hanya berbicara dg Mr. N.
Selain itu juga telah terbukti bahwa dana milik
perusahaan Permai Group senilai kurang lebih Rp 80 miliar yang terdiri dari Rp
30 miliar dan 5 juta dolar AS digunakan untuk kepentingan AU menjadi Ketua Umum
Partai Demokrat. Uang tersebut dibawa ke Hotel Aston di Bandung dan
dibagi-bagikan kepada DPC-DPC Partai Demokrat agar DPC-DPC itu memilih AU dan
berhasil menjadikan AU ketua umum parti Demokrat.
Barang bukti yang sudah diungkap dan dikirim ke KPK
oleh tim Kuasa Hukum Mr.N antara lain struktur organisasi Permai Group dimana
AU sebagai Owner bersama Yulianis dan Hasyim, daftar gaji hingga April 2011,
BPKB mobil Alphard hitam B 15 AU dari PT. Anugerah Nusantara menjadi nama AU
dan jual beli saham PT. Anugerah Nusantara dari Mr. N kepada AU.
Di bawah sumpah Yulianis mengakui AU membeli saham PT.
Anugerah Nusantara dari Mr. N berdasarkan perjanjian jual beli saham th 2007. Ia
membenarkan membayar gaji AU dan Mr. N setiap bulan senilai Rp 20 juta sejak
tahun 2009 dan mengetahui istri AU pemilik saham dan Komisaris PT. Alam Berkah
Melimpah yang berkantor di Tebet.
Akta PT. Anugerah Nusantara, Akta PT. Alam Berkah
Berlimpah (Komisari dan pemegang saham istri AU), Daftar Gaji Permai Group th
2009, 2010 dan 2011, tanda terima dana senilai 6,9 juta dolar Amerika dari
Yulianis kepada Eva dan Nuril untuk DPC-DPC Partai Demokrat sebagai money politik juga telah diterima KPK
dari Kuasa Hukum Mr.N.
Rentetan barang bukti tersebut belum juga mampu
menembus kesaktian AU. Bahkan di kasus plat nomor palsu kesaktian AU semakin
terlihat. Yakni, pada mobil Kijang Innova dan Toyota Vellfire. Sebagaimana
telah diberitakan, kedua mobil ini memakai satu nomor polisi (pelat) yang sama,
yakni B-1716-SDC. Ternyata, setelah dicek polisi, nomor pelat ini palsu. Kalau yang melakukannya orang biasa, apalagi tidak kaya,
pasti dia akan segera ditindak polisi dengan alasan demi penegakan hukum.
Padahal ada pasal pemidanaan yang mengatur
tentang penggunaan nomor pelat yang tidak memenuhi syarat (dalam hal ini palsu)
yakni Pasal 68 ayat 1 dan 2 juncto Pasal 280 UU Nomor 22 Tahun 2009 tentang
Lalu Lintas dan Angkutan Jalan. Mungkin Polisi dengan gemetaran karena takut
berkata, “Ini sopir Pak AU, ketua Demokrat! Jangan disentuh! nanti kita jatuh!”.
Apakah benar sebenarnya KPK sudah akan
menetapkan Anas dan Andi sebagai tersangka dalam rapat di tanggal 23 Januari
2012 itu? Bantahan yang dilakukan oleh Ketua KPK Abraham Samad, maupun Juru
Bicara KPK Johan Budi adalah tidak ada kejadian Abraham Samad mengamuk sampai
membanting meja dan kursi di dekatnya. tetapi mereka tidak membantah, atau
sengaja menghindari untuk menjawab kebenarannya. Kabar AU (dan Andi Malarangeng)
ditetapkan sebagai tersangka oleh KPK ini rupanya yang kembali membuat kubu
Partai Demokrat panik.
Sebelumnya dibuat panik oleh Mr. N.
Mungkin waktu mendengar itu, SiBEYE cs kaget setengah hidup, bak disambar petir
di siang bolong. Ketua Dewan Pembina PD, SiBEYE, malam itu juga memanggil semua
pengurus Dewan Pembina PD ke kediamannya di Cikeas.
Pertanyaannya, kenapa meskipun begitu
banyak kesaksian di luar dan di dalam persidangan tentang keterlibatan AU,
bahkan sampai kesaksian yang begitu kuat dari Yulianis, KPK blm jg
menindaklanjuti kasus ini dg memeriksa lebih intensif AU, untuk kemudian
menjadikan sbg TSK?. Kalau memang tidak ada kekuatan besar yang mempengaruhi
KPK, lalu apa sebenarnya alasan KPK untuk belum juga berani menyentuh AU?.
Ketika kisruh anggaran proyek pembangunan
pusat pelatihan dan sekolah olah raga di Hambalang, Bogor, Jawa barat, mulai
terkuak, azas praduga tidak bersalah memang pantas didahulukan dalam melihat
dugaan keterlibatan AU dalam kasus korupsi proyek Hambalang, Terlibat atau
tidaknya Anas dalam kasus tersebut akan dibuktikan oleh pengadilan. Apabila
pengadilan memutuskan bahwa AU tidak terlibat dalam kasus proyek Hambalang maka
diprediksi karir politik AU akan melesat tinggi.
Tapi benarkah AU tidak terlibat?.
KPK mengendus adanya penyimpangan oleh PT
Dutasari Citralaras yang menjadi subkontraktor pemenang tender proyek ini, PT
Adhi Karya. PT Dutasari, perusahaan tempat istri AU menjadi komisaris. Tapi,
menurut AU, ia sudah mundur sejak Hambalang blm dimulai.
Ketua Komisi Olahraga Mahyuddin
membenarkan dirinya, Angelina Sondakh, dan Mr. N pernah bertemu dengan Andi
Mallarangeng di Kemenpora. Ignatius Mulyono mengaku diminta AU, kala itu Ketua
Fraksi Partai Demokrat di DPR, mempercepat pengurusan sertifikat Hambalang. Diminta
tolong mengurus ke Joyo (Kepala BPN Joyo Winoto) kenapa tanah Hambalang tak
segera selesai dan keluar sertifikatnya.
Mr. N pun pernah mengungkapkan, PT Adhi Karya,
yang memenangi tender Hambalang, menyerahkan Rp 100 miliar pada Mei 2010. Rp 50
miliar untuk pemenangan Anas sebagai ketua umum dalam Kongres Bandung, sisanya
untuk anggota DPR serta pejabat Kemenpora.
Athiyyah, istri AU, menjadi komisaris dan
pemegang saham perusahaan Dutasari, yang merupakan subkontraktor PT Adhi Karya
di Hambalang. Athiyyah disebut mundur dari Dutasari pada 2009, tapi tidak
pernah ditemukan tercatat dalam akta perubahan. Athiyyah berkongsi dengan
Mahfud Suroso, orang dekat AU, yang disebut-sebut Nazar sebagai kurir fee Rp
100 miliar dari Adhi Karya, dan di sana pun ada tokoh Partai Demokrat, Munadi
Herlambang.
AU menyatakan istrinya berada di Dutasari
karena kedekatan Mahfud Suroso dg Ortu mrk. Padahal AU-Mahfud dekat sejak SMA.
"Kalau ada satu rupiah saja AU
korupsi Hambalang, gantung AU di Monas," kata AU seperti menantang
publik....
Mr. N, mengatakan rancangan dana proyek
hambalang dibuat oleh Menpora Andi Mallarangeng dan Ketua Umum Demokrat, AU. Mr.
N juga membenarkan anggaran proyek Hambalang yang sudah direncanakan itu bukan
Rp1,1 triliun, melainkan Rp2,5 triliun.
Dalam penyelidikan Hambalang, KPK telah
menghadirkan 60 orang untuk diperiksa. dari pihak Kemenpora, KSO (PT Adhi Karya
dan PT WiKa), Badan Pertanahan Nasional, dan anggota Dewan tapi tetap tidak
bisa menguliti kesaktian AU. Sebenarnya KPK sudah diberi signal oleh SBY untuk
bertindak lebih jauh terhadap AU. Namun bisa jadi pernyataan SBY itu pura-pura.
Sesungguhnya SiBEYE justru sangat kuatir jika AU terlibat akan menyeret
lingkaran kekuasaan PD dan melibatkan banyak petingginya.
Jangan terkecoh oleh Ruhut Sitompul yang
berteriak - seolah AU bersalah. Dalam teori komunikasi, untuk membentuk opini
bisa dengan 3 cara: cara (1) straight to the essence of the case - langsung ke
pokok permasalahan atau kasus, (2) go around the bush - cara muter-muter, dan
(3) put one’s self on the dirt - menjerumuskan diri kedalam lumpur...
Anda bisa menebak dimana peran Ruhut
Sitompul sebenarnya. Tujuannya adalah agar pihak luar justru merasa ragu-ragu -
dalam kasus Hamabalang. KPK menjadi ragu untuk menindak AU karena ditantang.
AU sendiri tidak mengakui sama sekali
keterlibatannya. Semua kesaksian dibantah. KPK menjadi kekurangan bukti. Jadi
sebenarnya pernyataan Ruhut Sitompul dan AU saling menguatkan. Belum lagi
ditambah oleh pernyataan Menteri Andi Mallarangeng. Klop sudah pembelaan dan
penutupan kasus. Saling menutupi keterlibatannya. Saling bungkam, saling
menghindar, dan KPK garuk2 kepala..
Desember 2008, televisi menayangkan iklan
Demokrat yang menampilkan beberapa kadernya, seperti Edhie B Yudhoyono,
Angelina Sondakh, Andi Mallarangeng, dan tentu saja, AU, dalam pesan
antikorupsi. Seperti iklan tersebut, benarkah AU bisa mengatakan tidak pada
korupsi? Juga menyusul Angie, apakah pemeran utama dalam iklan Partai Demokrat
itu juga akan menghuni Rutan KPK?
Kita tunggu saja kesimpulan dari
penyidikan KPK. Jika memang AU terbukti bersalah mari kita ramai2 bawa dan
gantung AU di Monas. Jika ternyata tidak terbukti, dengan sportif juga mesti
kita hentikan berbagai polemik yang mendera AU selama ini. Salam Anti Korupsi.
STNatanegara 05/Aug/2012 11:32:23 PM PDT
Nazaruddin emang bisa gtu dipercaya?????tiap dia bcara semacam mengarang indah...btw..nazar kok g berani sebut ibas ya??knp tu kira2
ReplyDelete