Sunday, October 7, 2012

BAKRIE Menuju Kebangkrutan?


Catatan ini diambil dari 

"Bakrie Menuju Kebangkrutan?" by @STNatanegara pada link http://chirpstory.com/li/26046



Oktober 2008 Bakrie Group hampir kolaps... Oktober tahun ini apakah terulang.... ??? Mengingat besarnya hutang jatuh tempo... Apakah Bakrie mampu menyediakan dana 9T? Dengar2 Bakrie hendak melego salah satu perusahaannya... Jikapun tahun ini bisa dilewati, tahun depan akan lebih berat bg Bakrie, hutang yg akan jatuh tempo lebih besar lagi... Belum lg misteri penjualan DEWA senilai 1 dolar oleh Bakrie... Jauh dibawah harga sebenarnya...
Sepertinya sudah tidak ada lagi saham yg dapat digadaikan oleh Bakrie, tahun ini tahun yg kelam bagi Bakrie.... Banyak sekali tunggakan yg harus dibayar oleh Bakrie.. Lapindo, Esia, Bakrie Life, Newmont, BUMI dan lainnya menunggu.
Banyak sudah yg mengingatkan bahwa gadai saham sangat beresiko... Bahkan ditentang oleh partnernya sendiri yg dari Inggris. Tapi sepertinya hanya dianggap gonggongan anjing saja... Sedang Bakrie tetap berlalu sambil menumpuk hutang. Bayangkan dulu saham BUMI sempat mencapai 8000 tapi kini hanya diangkat 700 saja... Bahkan saham DEWA mentok di 50. Belum lagi misteri hutang 600M di Esia yg sempat menyebabkan perdagangan sahamnya di suspend oleh BEI.
Deposit 230Juta dolar di salah satu perusahaan investasi yg berafiliasi dg Bakrie pun tidak jelas keberadaannya dan tdk bisa dicairkan. Padahal Bakrie masih punya hutang lebih dari 1Miliar dolar ke CIC... Sangat diragukan Bakrie sanggup membayarnya. Jelas sekali kini Bakrie Group dompetnya sudah kosong, likuiditasnya sangat rendah, kalau saya boleh bilang sudah melarat. Yang pasti kini saham-saham yang terafiliasi dengan kelompok usaha Bakrie kembali mengguncang bursa saham tanpa bisa dikendalikan.

Lihat saja saham BUMI amblas sekitar 19,05% ke level Rp 680 per saham, PT Bakrie Telecom Tbk (BTEL) anjlok 16,85% di level Rp 74 per saham. PT Borneo Lumbung Energi & Metal Tbk (BORN), juga merosot sekitar 8,97% jadi Rp 520 per saham.
Dari 11 saham kelompok usaha Bakrie, hanya saham PT Bakrie & Brothers Tbk (BNBR) dan saham PT Darma Henwa Tbk (DEWA) yang stagnan. Stagnan bukan berarti baik tapi sejatinya diakibatkan sudah mentok dinilai terendah yakni Rp. 50. BUMI, BTEL, dan BORN, PT Energi Mega Persada (ENRG), PT Bumi Resources Minerals (BRMS), dan PT Bakrieland Development (ELTY) jg memerah. Sebab utamanya adalah sentimen negatif utang yg menggunung, ditambah ancaman default, dan kasus penghentian sementara perdagangan saham BTEL.
Sentimen negatif justru datang dari salah satu kongsi usaha milik Grup Bakrie sendiri, yakni Bumi Plc yang berdomisili di Inggris. Dikabarkan bahwa manajemen perusahaan milik grup Bakrie yg tercatat di London Stock Exchange ini mengirim surat pd otoritas bursa di London. Isi surat itu memberitahukan bahwa manajemen Bumi Plc akan membentuk tim investigasi untuk menyelidiki kemungkinan penyelewengan keuangan. Penyelewengan keuangan itu terjadi di anak usaha Bumi Plc, yakni PT Bumi Resources Tbk dan PT Berau Coal Energy Tbk yg listing di BEI. Sialnya saham perusahaan patungan antara Grup Bakrie, Samin Tan, dan Nathaniel Rothschild ini anjlok 24,66% dalam sehari. Padahal tercatat bahwa saham BUMI Plc telah anjlok 74 persen (yoy) hingga Januari 2012, begitupun anak perusahaan yg ada di Indonesia. Saham BUMI juga anjlok 77 persen, saham Bakrie and Brothers anjlok 29 persen, serta Bumi Resource Mineral juga anjlok 36 persen (yoy).
Hingga kuartal I tahun 2012, total utang perusahaan terafiliasi dengan Bakrie Brothers mencapai Rp 21,4 triliun dan jatuh tempo thn ini 9T. Ada juga utang dalam mata uang dollar AS senilai 5,7 miliar dollar AS. Sekitar 275 juta dollar AS adalah utang jatuh tempo tahun ini.
Panik hingga PT Bakrieland Development Tbk (ELTY) berencana melepas kepemilikan saham di PT Bakrie Toll Road (BTR). BTR bergerak di bidang insfrastruktur jalan tol, dan hasil divestasi saham BTR digunakan untuk mengurangi utang perseroan. ELTY menguasai 69,99% saham di BTR melalui anak usahanya yaitu PT Bakrie Infrastructure. ELTY mencatat kinerja buruk, rugi Rp 81,16 miliar, pendapatan usaha turun dari Rp 1,04 T di Juni 2011 menjadi Rp 962,9 M di Juni 2012.
Sial bagi Bakrie ketika ada imbauan menjauhi saham Bakrie seperti yang dikatakan dalam riset harian MNC Securities pada 7 September 2012. Alasannya karena hutang dan mungkin salah investasi, terkesan ada yang disembunyikan dari mereka yang ditujukan untuk keuntungan perusahaan. Disaat tengah menghadapi masalah serius dengan dituding melakukan penyelewengan oleh Bumi Plc, Bakrie jg akan “dicerai” oleh Samin Tan. Samin Tan menginvestasikan USD1 miliar melalui perusahaan tambang di London, yakni Bumi Plc... dan apesnya ini tersisa hanya USD140 juta
Ketegangan antara Bakrie dan Samin Tan akibat Bumi Plc yg menyelidiki penyimpangan keuangan di anak usahanya, PT Bumi Resources Tbk (BUMI). Selain itu hubungan antara Bakrie dengan Co-founder Bumi Plc Nathaniel Rothschild sudah lama retak dan tidak mesra lagi. Bumi Plc meminta dilakukannya investigasi independen atas laporan BUMI yang mana hal ini telah memukul harga saham Bumi Plc. Bumi Plc mempersoalkan dana pengembangan BUMI sebesar USD247 juta dan biaya eksplorasi PT Berau Coal Energy Tbk (BRAU) sebesar USD390 juta.
Sekitar lima tahun yang lalu, saham tujuh samurai, istilah beken untuk tujuh saham Grup Bakrie adalah saham paling digemari oleh investor. Waktu itu saham-saham emiten yang terafiliasi dengan Group Bakrie sempat menguasai indeks saham Indonesia. Kini keadaan tadi berbalik 180 derajat, Analis Efek pun kini menyarankan investor menghindari saham yang terafiliasi dengan Group Bakrie. Maklum saja karena saat ini rasio debt over EBITDA IHSG hanya 0,09 kali sedangkan EBITDA grup Bakrie mencapai 5 kali hingga 7 kali. Bisa dibaca rata-rata emiten yang terafiliasi grup Bakrie membutuhkan waktu 5 tahun hingga 7 tahun untuk melunasi seluruh kewajiban utangnya.
Kondisi tersebut merupakan dampak buruknya pengelolaan perusahaan di kelompok usaha Bakrie yang diduga sarat rekayasa keuangan. Banyak sekali informasi yang seharusnya diketahui publik tapi tidak dibuka secara transparan, khususnya soal tata kelola utang. Jadi sebaiknya investor saat ini wait and see saja, sambil menunggu krisis di grup Bakrie usai... entah makin berkibar ataukah bubar...
Sebenarnya persoalan Bakrie ini semakin meruncing sejak ada masalah dengan Bumi Plc .... Ribut2 tersebut akhirnya berbuntut pada pengunduran diri Ari S. Hudaya, CEO Bumi Plc (ex Vallar Plc) yang berkedudukan di London. Selain itu juga tidak terlepas dari sejarah terlahirnya Bumi Plc, kongsi antara keluarga Bakrie dan Nathaniel Rothschild, milyuner Inggris. Bumi Plc ini merupakan peleburan dari Vallar Plc (Rothschild) setelah dikuasainya mayoritas saham perusahaan (30%) oleh keluarga Bakrie. Saat Bakrie mengalami default investasi sebesar US$1 miliar di Bumi Plc, Bakrie menggandeng Samin Tan, Bos PT Berau Coal Energy Tbk (BRAU). Samin Tan pun menyetor investasi sebesar US$1 miliar untuk membeli 23,8% saham Bumi Plc dari Bakrie. jadinya Bakrie-Tan menguasai 30% saham. Konflik Bakrie-Tan dan Rothschild memuncak saat surat Rotschild yg berisi “pembersihan radikal” di BUMI bocor ke media pada November 2011. Akibatnya Pihak Bakrie-Tan memecat Rotschild dari jajaran Direksi Bumi Plc dan ditempatkan sebagai direktur non-eksekutif di Bumi Plc. Lalu Ari S Hudaya yang semula duduk di kursi direksi non-eksekutif Bumi Plc mundur dan kembali ke PT Bumi Resources di Jakarta.
Samin Tan sendiri sejatinya sangat keberatan dilibatkan dalam kekacauan ini karena dia telah mengalami kerugian amat besar di Bumi Plc. Bayangkan, investasinya yang dulu sebesar US$1 miliar telah susut menjadi sekitar US$140 juta.
Dicurigai adanya indikasi kesengajaan Bumi Plc untuk menekan harga saham BUMI ke tingkat terendah lalu memborongnya kembali dg harga murah. Kecurigaan itulah kini yang menghinggapi banyak orang, tetapi ada pula yang menilai hal ini sengaja dihembuskan oleh Grup Bakrie sendiri. Bagaimanapun, drama yang kini berlangsung di Grup Bakrie tentunya menjadi pergunjingan dikalangan elit partai Golkar.. Kini mulai banyak yang meragukan kemampuan Bakrie untuk menyiapkan dana bagi pencalonannya menjadi Presiden.. Begitu juga belum jelasnya masalah divestasi saham PT. KPC beserta skandal pajaknya.
Sebagian orang bahkan mengatakan inilah karma dari berlarut-larutnya masalah Lapindo yang merugikan ribuan orang... Sekian tentang Bakrie,,

No comments:

Post a Comment

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...